Keamanan
data/informasi elektronik menjadi hal yang sangat penting bagi
perusahaan yang menggunakan fasilitas TI dan menempatkannya sebagai
infrastruktur penting. Sebab data/informasi adalah aset bagi perusahaan tersebut.
Keamanan data/informasi secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempertahankan kelangsungan bisnis, mengurangi resiko, mengoptimalkan return of investment dan
bahkan memberikan peluang bisnis semakin besar. Semakin banyak
informasi perusahaan yang disimpan, dikelola dan digunakan secara
bersama, akan semakin besar pula resiko terjadinya kerusakan, kehilangan
atau tereksposnya data/informasi ke pihak lain yang tidak
berhak. Ancaman dan resiko yang ditimbulkan akibat kegiatan pengelolaan
dan pemeliharaan data/informasi menjadi alasan disusunnya standar sistem manajemen keamanan informasi yang salah satunya adalah ISO 17799.
Penyusunan standar ini berawal pada tahun 1995, dimana sekelompok
perusahaan besar seperti Board of Certification, British Telecom, Marks
& Spencer, Midland Bank, Nationwide Building Society, Shell dan
Unilever bekerja sama untuk membuat suatu standar yang dinamakan British
Standard 7799 (BS 7799).
BS 7799 terdiri dari beberapa bagian yaitu :
Part 1, The Code of Practice for Information Security Management.
Part 2, The Specification for Information Security Management Systems (ISMS).
Pada tahun 2000, International Organization of Standardization (ISO) danInternational Electro-Technical Commission (IEC)
mengadopsi BS 7799 Part 1 dan menerbitkannya sebagai standar ISO/IEC
17799:2000 yang diakui secara internasional sebagai standar sistem
manajemen keamanan informasi.
ISO 17799 meliputi 10 klausula pengendalian (10 control clauses), 36 sasaranpengendalian (36 control objectives) dan 127 pengendalian keamanan (127 controls securiy).
Seperti
yang telah saya tulis di artikel sebelum ini, Pengendalian adalah cara
yang dipilih untuk menyingkirkan atau meminimalkan risiko ke level yang
dapat diterima. Berikut adalah penjabaran 10 klausula pengendalian :
1. Kebijakan Pengamanan (Security Policy), mengarahkan
visi dan misi manajemen agar kelangsungan organisasi dapat
dipertahankan dengan mengamankan dan menjaga integritas/keutuhan
data/informasi penting yang dimiliki oleh perusahaan.
Kebijakan pengamanan sangat diperlukan mengingat banyaknya masalah-masalah non teknis seperti penggunaan password oleh lebih dari satu orang yang menunjukan tidak adanya kepatuhan dalam menjalankan sistem keamanan informasi. Kebijakan pengamanan ini meliputi aspek infratruktur dan regulasi keamanan informasi.
Hal
pertama dalam pembuatan kebijakan keamanan adalah dengan melakukan
inventarisasi data-data perusahaan. Selanjutnya dibuat regulasi yang
melibatkan semua departemen, sehingga peraturan yang akan dibuat
tersebut dapat diterima oleh semua pihak. Setelah itu rancangan
peraturan tersebut diajukan ke pihak direksi untuk mendapatkan
persetujuan dan dukungan agar dapat diterapkan dengan baik.
2. Pengendalian Akses Sistem (System Access Control),mengendalikan/membatasi akses user terhadap informasi-informasi dengan cara mengatur kewenangannya, termasuk pengendalian secara mobile-computing ataupuntele-networking. Mengontrol tata cara akses terhadap informasi dan sumber daya yang ada yang meliputi berbagai aspek seperti :
a. Persyaratan bisnis untuk kendali akses;
b. Pengelolaan akses user (User Access Management);
c. Kesadaran keamanan informasi (User Responsibilities);
d. Kendali akses ke jaringan (Network Access Control);
e. Kendali akses terhadap sistem operasi (Operating System Access Control);
f. Pengelolaan akses terhadap aplikasi (Application Access Management);
g. Pengawasan dan penggunaan akses sistem (Monitoring System Access and Use); dan
h. Mobile Computing dan Telenetworking.
3. Pengelolaan Komunikasi dan Kegiatan (Communication and Operations Management), menyediakan
perlindungan terhadap infrastruktur sistem informasi melalui perawatan
dan pemeriksaan berkala, serta memastikan ketersediaan panduan sistem
yang terdokumentasi dan dikomunikasikan guna menghindari kesalahan
operasional. Pengaturan tentang alur komunikasi dan operasi yang terjadi meliputi berbagai aspek, yaitu :
a. Prosedur dan tanggung jawab operasional;
b. Perencanaan dan penerimaan sistem;
c. Perlindungan terhadap software jahat (malicious software);
d. Housekeeping;
e. Pengelolaan Network;
f. Pengamanan dan Pemeliharaan Media; dan
g. Pertukaran informasi dan software.
4. Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem (System Development and Maintenance), memastikan bahwa sistem operasi maupun aplikasi yang baru diimplementasikan mampu bersinergi melalui verifikasi dan validasi.
Penelitian untuk pengembangan dan pemeliharaan sistem meliputi berbagai
aspek, seperti : Persyaratan pengamanan sistem; Pengamanan sistem
aplikasi; Penerapan Kriptografi; Pengamanan file sistem; dan Pengamanan
pengembangan dan proses pendukungnya.
5. Pengamanan Fisik dan Lingkungan (Physical and Environmental Security),mencegah
kehilangan dan/atau kerusakan data yang diakibatkan oleh lingkungan
secara fisik, termasuk bencana alam dan pencurian data yang tersimpan
dalam media penyimpanan atau dalam fasilitas penyimpan informasi yang
lain.
Pengamanan fisik dan lingkungan ini meliputi aspek : Pengamanan
area tempat informasi disimpan; Pengamanan alat dan peralatan yang
berhubungan dengan informasi yang akan dilindungi; dan Pengendalian
secara umum terhadap lingkungan dan hardware informasi.
6. Penyesuaian (Compliance), memastikan
implementasi kebijakan-kebijakan keamanan selaras dengan peraturan dan
perundangan yang berlaku, termasuk perjanjian kontrak melalui audit
sistem secara berkala. Aspek-aspek
yang diperlukan untuk membentuk prosedur dan peraturan, yaitu :
Penyesuaian dengan persyaratan legal; Peninjauan kembali kebijakan
pengamanan dan penyesuaian secara teknis; serta Pertimbangan dan audit sistem.
7. Keamanan personel/sumber daya manusia (Personnel Security), upayapengurangan resiko dari penyalahgunaan fungsi dan/atau wewenang akibat kesalahan manusia (human error), manipulasi data dalam pengoperasian sistem serta aplikasi olehuser. Kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah pelatihan-pelatihan mengenai kesadaran informasi (security awareness) agar setiap user mampu menjaga keamanan data dan informasi dalam lingkup kerja masing-masing.
Personnel Security meliputi berbagai aspek, yaitu : Security in Job Definition and Resourcing; Pelatihan-pelatihan dan Responding to Security Incidens and Malfunction.
8. Organisasi Keamanan (Security Organization), memelihara
keamanan informasi secara global pada suatu organisasi atau instansi,
memelihara dan menjaga keutuhan sistem informasi internal terhadap
ancaman pihak eksternal, termasuk pengendalian terhadap pengolahan
informasi yang dilakukan oleh pihak ketiga (outsourcing). Aspek yang terlingkupi, yaitu : keamanan dan pengendalian akses pihak ketiga danOutsourcing
9. Klasifikasi dan pengendalian aset (Asset Classification and Control),memberikan
perlindungan terhadap aset perusahaan yang berupa aset informasi
berdasarkan tingkat perlindungan yang telah ditentukan. Perlindungan aset ini meliputiaccountability for Asset dan klasifikasi informasi.
10. Pengelolaan Kelangsungan Usaha (Business Continuity Management), siaga terhadap resiko yang mungkin timbul didalam aktivitas lingkungan bisnis yang bisa mengakibatkan ”major failure” atau resiko kegagalan sistem utama ataupun ”disaster” atau kejadian buruk yang tak terduga, sehingga diperlukan pengaturan dan pengelolaan untuk kelangsungan proses bisnis, dengan mempertimbangkan semua aspek dari business continuity management.
Membangun dan menjaga keamanan sistem manajemen informasi akan terasa
jauh lebih mudah dan sederhana dibandingkan dengan memperbaiki sistem
yang telah terdisintegrasi. Penerapan standar ISO 17799 akan memberikan
benefit yang lebih nyata bagi organisasi bila didukung oleh kerangka
kerja manajemen yang baik dan terstruktur serta pengukuran kinerja
sistem keamanan informasi, sehingga sistem informasi akan bekerja lebih
efektif dan efisien.
Komentar
Posting Komentar